Fauziyah Juara Nasional Rias Pengantin Solo Putri

FAUZIAH Wildan,pemilikSanggar Rias Pengantin Putri Ngaliyan Sema-rang berhasil meraih juara II Lomba Tata Rias Pengantin Solo Putri Tingkat Nasional "Traditional Beauty Heritage", yang digelar pertengahan Oktober lalu di Jakarta. Fauziyah yang padatahun 2009 meraih juara I Lomba tata Rias Pengantin Solo Putri Tingkat Jawa Tengah, dan Juara 1 Lomba Tata Rias Pengantin Modifikasi Tingkat Jawa Tengah ini tertarikmendala-mi tata rias pengantin Solo Putri karena merupakan karya budaya berfilosofi tinggi. Tradisi tata riasnya terinspirasi dari busana para bangsawan dan raja keraton Kasunanan Surakarta serta Istana Mangkunegaran, Jawa Tengah. Menurut Fauziyah tata rias busana pengantin Solo Putri memang tidak memi-liki banyak ragam dan gaya seperti tata rias busana pengantin Jogja. "Namun tampilan secara keseluruhan tidak kalah memikat dan indah," katanya menyebut selain gaya tata rias pengantin Solo Putri, ada juga tata rias pengantin Solo Basahan.
"Yang khas dari tata rias pengantin Solo Putri, kata pegawai Pengadilan Agama Semarang ini, adalah paes hitam pekat menghiasi dahi. Rias rambut dengan ukel besar laksana bokor mengkureh (bokor tengkurap), berhias ronce melati tibo dodo (jatuh di dada), diperindah perhiasan cund-huk sisir dan cundhwfc mentul di bagian atas konde.
"Dengan riasan ini, pengantin putri ter-lihat laksana putri raja," kata istri dari Johan Arifin. Pengantin Solo putri, padaumum-nya mengenakan kebaya panjang klasik dari bahan beludru warna hitam berhias sulaman benang keemasan bermotif bunga manggar dan bagian bawah berbalut kain motif batik Sidoasih prada.
Namun perkembangan zaman, ada beberapa perias yang memodifikasi kebaya bukan berbahan beludru, namun dari lace putih. "Klasik, dan elegan," tambah ibu tiga anakini.
Selain busana dan tata rambut yang tepat, dibutuhkan riasan yang mampu membuatnya tampil cantik, elegan, dan 'mangling!. 'Tata rias ini haruslah menu-tupi kekurangan dan menonjolkan kelebih-an, hingga waj ah pengantin terlihat berseri," kata perempuan kelahiran Kendal, 21 September 1971.
Tak hanya piawai membuat riasan pengantin tradisional, Fauziyah juga menguasai seni tata rias pengantin mus-limah dan modifikasi. Gaya riasan modi¬fikasi biasanya disukai pengantin yang ingin menampilkan citra anggun dan masa kini. Cirinya adalah penggunaan sanggul modem, yang lebih simpel dari sanggul tra¬disional, make up yang soft, sehingga terli¬hat lebih elegan, dengan balutan busana kebaya kontemporer/modifikasi.
Sementara untuk merias pengantin muslimah, ada beberapa perbedaan dengan make up pengantin tradisional dan modifikasi. Pada riasan pengantin muslim tradisional, pakemnya adalah syarii, sedangkan pengantin tradisional pakem yang harus diikuti, yaitu adat istia-dat warisan leluhur.
"Tata rias pengantin muslim sebaiknya tidak mengerok alis, mengenakan bulu mata palsu serta tidak memakai konde seperti riasan pengantin tradisional biasa. Sedang hiasannya biasa hanya berupa ronce melati," ucapnya.(l 1) SUARA MERDEKA (24/10/2010)

2 Responses so far.

Leave a Reply