Archive for Januari 2012

Sejarah

TAK pernah terpikirkan bagi perempuan berjilbab alumni Fakultas Syariah IAIN Walisongo 1996 ini untuk menjadi perias pengantin, yang sukses di Kota Semarang. Berawal dari membaca majalah kecantikan dan mencoba mempraktikkan, kini usaha yang digeluti Fauziah Wildan itu namanya cukup dikenal masyarakat Kota Semarang, bahkan nasional.
Membagi waktu untuk melaksanakan kewajiban sidang, sebagai panitera di Pengadilan Agama Kota Semarang, tidak membuat dirinya menghentikan melayani konsumen yang membutuhkan jasa riasnya.

”Perlu kedisplinan dan komitmen yang tinggi untuk mentaati waktu sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Langkah yang paling mudah kita lakukan adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu itu untuk diri kita dan berbaginya kepada orang lain,” tuturnya, kemarin.

Sebagai perias pengantin, istri Johan Arifin (40) yang pernah menjuarai Lomba Rias Pengantin Nusantara 2010 itu, Fauziyah mengawalinya dengan mencoba merias saudaranya sendiri yang saat itu hendak menikah. ”Adik saya, itu orang pertama yang menjadi uji coba setelah saya membaca majalah kecantikan. Beberapa orang mengira, yang merias adalah pemilik sanggar rias pengantin,” ujarnya sambil tertawa.

Seperti perias pengantin lainnya, model pengantin basahan, solo putri, paes ageng, dan pengantin muslimah, menjadi corak yang harus dipertahankan. Bicara soal variasi, Fauziah, selalu menajamkan sisi make up di bagian lingkar mata. ”Ketika dipotret, bagian itu pasti terlihat tajam,” katanya tanpa menyebut merek make up yang ia gunakan. ”Itu rahasia perusahan,” terang putri ketiga dari pasangan Wildan Abdul Chamid dan Faizah itu.

Lewat SMS

Soal pakaian, meski tidak memiliki latar belakang pendidikan desain, beberapa busana pengantin yang ia sewakan kepada masyarakat, merupakan hasil karya sendiri.

Mahasiswi Program Pascasarjana Unissula yang sedang sibuk membuat tesis itu, tak mematok harga pasti, tapi terjangkau. ”Niat saya sejak dulu adalah menolong dan ibadah. Bahkan ketika ada masyarakat yang membutuhkan tambahan pelayanan atau aksesori saat mau menikah, lewat pesan singkat SMS juga saya layani,” tandasnya.
Ritual kejawen yang biasa dilakukan oleh perias pengantin lain, bagi Fauziah, bukan menjadi kewajiban. Pasalnya, mempertahankan tradisi adalah hal baik yang harus dilestarikan. ”Kalau puasa, tentu sesuai dengan kaidah Islam yang sudah digariskan,” pungkasnya. (Muhammad Syukron-79) (/

Sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/22/150239/Berawal-dari-Membaca-dan-Coba-coba

Memadukan Make Up dan Busana Pengantin



SEBAGAI salah satu elemen penting di hari pernikahan, penggunaan make up dan pemilihan busana yang sesuai dengan bentuk wajah, tubuh dan tinggi badan, menjadi hal yang penting diperhatikan. Pasalnya, pengantin akan menjadi pusat perhatian pada hari bersejarah itu.
Mempertimbangkan penggunaan make up, terutama karena orang akan fokus pada sang pengantin sepanjang hari. Tidak peduli betapa indahnya gaun busana yang dikenakan, penggunaan make up yang tidak sesuai akan menjadi penyesalan di kemudian hari.
Pemilik Sanggar Rias Pengantin Putri Perumahan BPI Blok D No 1 Ngaliyan, Fauziah Wildan (40) mengatakan, soft make up dengan penajaman pada bagian lingkar mata, ketika dipotret tampilan wajah akan terlihat lebih hidup dan tajam.
‘’Dengan eyeshadow, eyeliner dan maskara pada bagian mata akan membuat wajah juga terlihat ramping, terutama bagi perempuan yang memiliki tubuh besar dan wajah yang tidak ramping,’’ tuturnya di sela-sela Wedding Expo 2011 di Java Mal, Minggu (4/12).
Sakral
Konsep soft make up yang dikembangkan oleh istri Johan Arifin (40) itupun berhasil menjuarai Lomba Rias Pengantin Nusantara 2010. Baginya, soft make up cocok dipadukan dengan model pengantin basahan, solo putri, paes ageng, maupun pengantin muslimah.
Tak hanya saat resepsi pernikahan, pemilihan busana pengantin berwarna putih pun saat ini kian diminati dalam prosesi ijab kabul. Pemilihan warna tersebut, kata Fauziah, dianggap sebagian besar para calon pengantin sebagai warna yang sakral.
‘’Apalagi paska pernikahan putra Presiden SBY kemarin, model paes ageng yang beberapa waktu sempat ditinggalkan kini digemari lagi. Namun perlu diingat, penggunaan make up tentu harus diperhatikan. Riasan Paes Ageng ini merupakan satu-satunya tata rias pengantin yang dari sumbernya (keraton), di mana riasannya memakai serbuk emas (prada). Jadi jangan sampai terlalu tebal, tipis tapi menyala,’’ papar alumnus Program Pascasarjana Unissula yang juga ibu dari tiga putra itu, kemarin.
Sanggar Rias Putri yang selama ini tidak hanya melayani konsumen di dalam Kota Semarang itu pun, memberi tawaran tiga paket pesta pernikahan. Untuk Paket Putri I, mulai Rp 8,9 juta, Paket Putri II Rp 11,8 juta dan Paket Putri III Rp 13,8 juta.(Muhammad Syukron-72)

Sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/12/05/168733/Memadukan-Make-Up-dan-Busana-Pengantin